Kamis, 04 Oktober 2012

Pesawat N 2130 Kita, Lebih Canggih dari Sukhoi SJ 100

Sebelum Rusia membuat pesawat Sukhoi Super Jet 100  yang dilengkapi sistem navigasi canggih fly-by-wire, Indonesia sudah membuat pesawat N 250  yang memasang sistem  fly-by-wire.
n 250 iptn
Pesawat N 250, asli buatan Indonesia.
Indonesia bisa membuat pesawat terbang? Itu, benar. Pesawat itu diberi nama N 250. N adalah singkatan dari Nusantara, 2 singkatan dari dua mesin, 50 singkatan dari 50 penumpang.
Pesawat N 250 menggunakan 2 mesin baling-baling atau turbo propeller . Kenapa yang yang dibuat pesawat kecil dan menggunakan baling-baling?
Itu karena Indonesia membutuhkan pesawat kecil antar pulau atau antar kota. Pesawat N 250 ini ditujukan untuk transportasi antar pulau atau antar kota.
Supaya pulau-pulau kecil dan kota-kota kecil bisa dilayani pesawat, maka yang dibutuhkan adalah pesawat kecil bermesin baling-baling.
Kenapa? Karena pesawat kecil bermesin baling-baling ini hanya memerlukan landasan pendek, tidak seperti yang dibutuhkan pesawat jenis jet yang membutuhkan landasan yang panjang.
Pesawat N 250 terbang perdana tanggal 10 November 1995. Ya, waktu itu, kita belum lahir. Cerita ayah-ibu, semua bangga karena bangsa Indonesia mampu bikin pesawat terbang.
Meskipun pesawat N 250 menggunakan baling-baling, pesawat ini konon cukup canggih karena sudah dikendalikan dengan sistem  fly-by-wire.  Sistem ini merupakan teknologi penerbangan yang menggunakan komputer.
n 2130 iptn
Pesawat N 2130 asli hasil rancangan Indonesia.
Dalam pidato menyambut N 250, Presiden Soeharto (waktu itu) mengumumkan, ke depan, Indonesia juga akan membuat pesawat super jet N 2130  yang akan menerapkan teknologi yang lebih canggih lagi, yaitu sistem navigasi advanced fly-by -wire.
Pastinya, teknologi pesawat  Sukhoi Super Jet 100 yang tergolong canggih akan kalah dengan teknologi yang digunakan pesawat Super Jet N 2130 buatan Indonesia ini.
Sayangnya, akibat krisis keuangan negara tahun 1997, Industri Pesawat Terbang Nusantara yang didirikan oleh ahli pesawat Pak BJ Habibie, terpaksa ditutup. Proyek-royek pembuatan pesawat pun terpaksa dihentikan karena pemerintah tidak punya biaya lagi.
Sungguh menyedihkan nasib N 250 dan N 2130 ini. Ya, andai saja tidak terjadi krisis keuangan negara, tentu kita sudah bisa menikmati pesawat-pesawat terbang buatan Indonesia ini sekarang.
Namun, meskipun industri pesawat terbang di Indonesia sekarang ini sedang mati suri,  suatu saat bangsa kita pasti mampu bangkit kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar